BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Strategi
Pembelajaran Inkuiri ini menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi
pembelajaran tidak diberikan secara langsung, peran siswa dalam strategi ini
adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran sedangkan guru berperan sebagai
fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
SPI
banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar
pada hakikatnya adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan
segala potensi yang dimiliki setiap individu secara optimal. Belajar ini lebih
dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana
pengetahuan yang diperolehnya bermakna untuk siswa melalui keterampilan
berpikir. Seperti yang telah dikemukakan di muka, aliran belajar kognitif
selanjutnya melahirkan berbagai teori belajar, seperti teori belajar Gestalt,
teori medan dan teori konstruktivisik. Menurut teori-teori belajar yang
beraliran kognitif, belajar pada hakikatnya bukan peristiwa behavioral yang
dapat diamati, tetapi proses mental seseorang untuk memaknai lingkungannya
sendiri. Proses mental itulah yang sebenarnya aspek yang sangat penting dalam
perilaku belajar. Koffka, misalnya melalui teori belajar Gestalt menjelaskan
bahwa perilaku itu disebabkan karena adanya insight
dalam diri siswa, dengan demikian tugas guru adalah menyediakan lingkungan
yang dapat memungkinkan setiap siswa dapat menangkap dan mengembangkan insight itu sendiri. Demikian juga dalam
teori medan yang dikembangkan oleh Kurt Lewin, menekankan bahwa belajar itu
pada dasarnya adalah proses pengubahan struktur kognitif. Selanjutnya Lewin
juga menekankan akan pentingnya hadiah dan kesuksesan sebagai faktor yang dapat
meningkatkan motivasi belajar setiap individu.
Teori
belajar lain yang mendasari (SPI) adalah teori belajar konstruktivisik. Teori
belajar ini dikembangkan oleh piaget. Menurut piaget, pengetahuan itu akan
bermakna manakala dicari dan ditemukan sendiri oleh siswa. Sejak kecil menurut
piaget, setiap individu berusaha dan mampu mengembangkan pengetahuannya sendiri
melalui skema yang ada dalam struktur kognitifnya. Skema itu secara
terus-menerus diperbarui dan diubah melalui proses asimilasi dan akomodasi.
Dengan demikian tugas adalah mendorong siswa untuk mengembangkan skema yang
terbentuk melalui proses asimilasi dan akomodasi itu.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah Strategi pembelajaran inkuiri?
2. Apa saja perkermbangan metal menurut Piaget?
3. Apakah ciri-ciri dari stategi pembelajaran inkuiri?
4. Apa saja prinsip-prinsip strategi perkembangan inkuiri?
5. Apa sajakah langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri?
6.
Apa kesulitan-kesulitan implementasi inkuiri ?
7. Apa sajakah Keunggulan dan kelemahan yang muncul dari
penggunaan strategi pembelajaran inkuiri?
8. Apa jenis inkuiri menurut
Moh.Amin?
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa dapat mengetahui
pengertian inkuri.
2. Agar mahasiswa dapat mengetahui
perkembangan mental menurut piaget.
3. Agar mahasiswa dapat mengetahui
ciri-ciri strategi pembelajaran inkuiri.
4. Agar mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip
strategi pembelajaran inkuiri.
5. Agar mahasiswa dapat mengetahui
langkah-langkah dalam pembelajaran inkuiri.
6. Agar mahasiswa dapat mengetahui
kesulitan-kesulitan implementasi inkuiri.
7. Agar mahasiswa dapat mengetahui
keunggulan dan kelemahan pembelajaran inkuiri.
8. Agar mahasiswa dapat mengetahui
jenis-jenis inkuiri/discovery menurut Moh.Amin.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Kosep
Dasar Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
Strategi
Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegitan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses
berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan
siswa. Strategi pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristic yang berasal dari bahasa
Yunani, yaitu heuriskein yang berarti
saya menemukan. Wina
Sanjaya (2010; 195) menyatakan bahwa Strategi pembelajaran inkuiri ini
menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak
diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan
menemukan sendiri materi pelajaran; sedangkan guru berperan sebagai fasilitator
dan pembimbing siswa untuk belajar.
SPI
berangkat dari asumsi bahwa sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki
dorongan untuk menemukan sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang
keadaan alam di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak lahir kedunia.
Sejak kecil manusia memiliki keinginan untuk mengenal segala sesuatu melalui
indra pengecapan, penglihatan, pendengaran dan indra-indra lainnya. Hingga
dewasa keingintahuan manusia secara terus-menerus berkembang menggunakan otak
dan pikirannya. Pengetahuan yang dimiliki manusia akan bermakna (meaningfull) manakala didasari oleh
keingintahuan itu. Dalam rangka itulah strategi inkuiri dikembangkan.
Menurut Isjoni, inkuiri merupakan suatau strategi atau cara
yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas. Adapun pelaksanaannya
dengan:
1. Guru membagi tugas meneliti suatu masalah ke kelas
2. Siswa dibagi menjadi beberapa
kelompok, dan masing-masing kelompok mendapat
tugas tertentu yang harus dikerjakan
3. Kemudian mereka mempelajari, meneliti
atau membahas tugasnya di dalam kelompok
4. Setelah hasil kerja mereka dalam
kelompok didiskusikan, kemudian dibuat laporan yang tersusun dengan baik
5. Hasil laporan kerja kelompok
kemudian dilaporkan ke sidang pleno, dan terjadilah diskusi secara luas.
Moh. Amin ( Sudirman N, 1992 )
menguraikan tentang tujuh jenis inquiry – discovery yang dapat diikuti sebagai
berikut :
1. Guided
Discovery – Inquiry Lab. Lesson
Sebagai
perencanaan dibuat oleh guru. Selain itu guru menyediakan kesempatan bimbingan
atau petunjuk yang cukup luas kepada siswa. Dalam hal ini siswa tidak
merumuskan problema, sementara petunjuk yang cukup luas tentang bagaimana
menyusun dan mencatat diberikan oleh guru.
2. Modified
Discovery – Inquiry
Guru
hanya memberikan problema saja. Biasanya disediakan pula bahan atau alat – alat
yang diperlukan, kemudian siswa diundang untuk memecahkannya melalui
pengamatan, eksplorasi dan atau melalui prosedur penelitian untuk memperoleh
jawabannya. Pemecahan masalah dilakukan atas inisiatif dan caranya sendiri
secara berkelompok atau perseorangan. Guru berperan sebagai pendorong, nara
sumber, dan memberikan bantuan yang diperlukan untuk menjamin kelancaran proses
belajar siswa.
3. Free
Inquiry
Kegiatan
free inquiry dilakukan setelah siswa mempelajari dan mengerti bagaimana
memecahkan suatu problema dan telah memperoleh pengetahuan cukup tentang bidang
studi tertentu serta telah melakukan modified discovery – inquiry. Dalam metode
ini siswa harus mengidentifikasi dan merumuskan macam problema yang akan
dipelajari atau dipecahkan.
4. Invitation
Into – Inquiry
Siswa
dilibatkan dalam proses pemecahan problema sebagaimana cara – cara yang lazim
diikuti scientist. Suatu undangan ( invitation ) memberikan suatu problema
kepada siswa, dan melalui pertanyaan masalah yang direncanakan dengan hati –
hati mengundang siswa untuk melakukan beberapa kegiatan atau kalau mungkin,
semua kegiatan sebagai berikut : merancang eksperimen, merumuskan hipotesis,
menetapkan kontrol, menentukan sebab akibat, menginterprestasi data dan membuat
grafik.
5. Inquiry
Role Approach
Merupakan
kegiatan proses belajar yang melibatkan siswa dalam tim – tim yang masing –
masing terdiri atas empat anggota untuk memecahkan Invitation Into Inquiry.
Masing – masing anggota tim diberi tugas suatu peranan yang berbeda – beda
sebagai berikut : koordinator tim, penasihat teknis, pencatat data dan
evaluator proses.
6. Pictorial
Riddle
Pendekatan
dengan menggunakan pictorial riddle adalah salah satu tehnik atau metode untuk
mengembangkan motivasi dan minat siswa didalam diskusi kelompok kecil maupun
besar. Gambar atau peragaan atau situasi yang sesungguhnya dapat digunakan
untuk untuk meningkatkan cara berfikir kritis dan kreatif siswa. Suatu riddle
biasanya berupa gambar dipapan tulis, papan poster, atau diproyeksikan dari
suatu transparasi, kemudian guru mengajukan pertanyaan yang berkaitan dengan
riddle itu.
7. Syntetics
Lesson
Pada
dasarnya syntetict memusatkan pada keterlibatan siswa untuk membuat berbagai
macam bentuk metafora ( kiasan ) supaya dapat membuka intelegensinya dan
mengembangkan kreativitasnya. Hal ini dapat dilaksanakan karena metafora dapat
membantu dalam melepaskan “ ikatan stuktur mental “ yang melekat kuat dalam
memandang suatu problema sehingga dapat menunjang timbulnya ide – ide kreatif.
Ada
beberapa hal yang yang menjadi ciri utama Strategi Pembelajaran Inkuiri :
1. Strategi
inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan
menemukan artinya strategi inkuiri menempatkan siswa sebagai subjek belajar.
Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima
pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk
menemukan sendiri inti dari mata pelajaran itu sendiri.
2. Seluruh
aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban
sndiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan
sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, strategi pembelajaran
inkuiri menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai
fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya
dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Oleh sebab itu
kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya merupakan syarat utama dalam
melakukan inkuiri.
3. Tujuan
dari pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara
sistematis, logis dan kritis atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Dengan demikian, dalam strategi pembelajaran inkuiri
siswa tak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya mengusai
pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal
namun sebaliknya siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala
ia bisa menguasai materi pelajaran.
Asumsi-asumsi
yang mendasari model inquiry ialah :
1. Keterampilan
berfikir kritis dan berfikir dedukatif yang diperlukan berkaitan dengan
pengumpulan data yang bertalian dengan kelompok hipotesis.
2. Keuntungan
bagi siswa dari pengalaman kelompok dimana mereka berkomunikasi, berbagi
tanggung jawab , dan bersama-sama mencari pengetahuan.
3. Kegiatan-kegiatan
belajar disajikan dengan semangat berbagai inquiry dan discovery menambah
motivasi dan memajukan partisipasi.
Strategi
pembelajarn inkuiri merupakan bentuk dari pendekatan pembelajran yang
berorientasi kepada siswa (student
centered approach) dikatakan demikian, sebab dalam strategi ini siswa
memegag peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran.
Strategi
pembelajaran inkuiri akan efektif manakala :
-
Guru mengharapkan siswa dapat menemukan
sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan demikian
dalam strategi inkuiri penguasaan materi pelajaran bukan tujuan utama
pembelajaran, akan tetapi yang lebih dipentingkan adalah proses belajar.
-
Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan
tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah jadi, akan tetapi sebuah
kesimpulan yang perlu pembuktian.
-
Jika proses pembelajaran berangkat dari
rasa ingin tahu siswa terhadap sesuatu.
-
Jika guru akan mengajar pada sekelompok
siswa yang rata-rata memiliki kemauan dan kemampuan berpikir. Strategi inkuiri
akan kurang berhasil diterapkan kepada siswa yang kurang memiliki kemampuan
untuk berpikir.
-
Jika jumlah siswa yang belajar tak
terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru .
-
Jika guru memiliki waktu yang cukup
untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa.
B.
Prinsip-Prinsip
Penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI)
SPI
merupakan strategi yang menekankan kepada pengembangan intelektual anak.
Pengembangan mental (intelektual) itu menurut Piaget dipengaruhi oleh 4 faktor
yaitu maturation, physical experience, social experience, dan equalibiration
:
1. Maturation atau kematangan
adalah proses perubahan fisiologis dan anatomis yaitu proses pertumbuhan fisik,
yang meliputi pertumbuhan tubuh, pertumbuhan otak, pertumbuhan sistem saraf.
Pertumbuhan otak merupakan salah satu aspek yang sangat berpengaruh terhadap
kemampuan berpikir (intelektual) anak. Otak bisa dikatakan sebagai pusat atau
sentral perkembangan dan fungsi kemanusiaan. Menurut Sigleman dan Shaffer
(1995), otak terdiri dari 100 miliar sel saraf (neuron) dan setiap sel itu
rata-rata memiliki sekitar 3000 koneksi (hubungan) dengan sel-sel lainnya.
Neuron terdiri dari inti sel (neucleus) dan sel bodi yang berfungsi sebagai
penyalur aktivitas dari sel saraf yang satu ke sel saraf lainnya.
2. Physical experience
adalah tindakan-tindakan fisik yang dilakukan individu terhadap benda-beenda
yag ada di lingkungan sekitarnya. Aksi atau tindakan fisik yang dilakukan
individu memungkinkan dapat mengembangkan aktivitas/daya pikir. Gerakan-gerakan
fisik yang dilakukan pada akhirnya akan bisa ditransfer menjadi gagasan-gagasan
atau ide-ide. Oleh karena itu, proses belajar yang murni tak akan terjadi tanpa
adanya pengalaman-pengalaman. Bagi Piaget, aksi atau tindakan adalah komponen
dasar pengalaman.
3. Social experience
adalah aktivitas dalam berhubungan dengan orang lain. Melalui pengalaman
sosial, anak bukan hanya dituntut untuk mempertimbangkan atau mendengarkan
pandangan orang lain, tetapi juga akan menumbuhkan kesadaran bahwa ada aturan
lain disamping aturannya sendiri. Ada 2 aspek pengalaman sosial yang dapat
membantu perkembangan intektual .
§ Pengalaman
sosial akan dapat mengembangkan kemampuan berbahasa.
§ Pengalaman
sosial anak akan mengurangi egocentric-nya.
4. Equilibration
adalah proses penyesuaian antara pengetahuan yang sudah ada dengan pengetahuan
baru yang ditemukannya. Ada kalanya anak dituntut untuk memperbarui pengetahuan
yang sudah terbentuk setelah ia menemukan informasi baru yang tidak sesuai.
Atas
dasar penjelasan diatas, maka dalam penggunaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru :
1. Berorientasi
pada Pengembangan Intelektual
Tujuan utama dari strategi inkuiri adalah
pengembangan kemampuan berpikir. Dengan demikian, strategi pembelajaran ini
selain berorientasi kepada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.
Karena itu, keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan strategi
inkuiri bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi
pelajaran, akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan
sesuatu. Makna dari “sesuatu” yang harus ditemukan oleh siswa melalui proses
berpikir adalah sesuatu yang dapat di temukan, bukan sesuatu yang tidak pasti
oleh sebab itu setiap gagasan yang di kembangkan adalah gagasan yang dapat
ditemukan.
2. Prinsip
Interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses
interaksi, baik interaksi antara siswa maupun interaksi siswa dengan guru,
bahkan interaksi siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai oroses interaksi
berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan
(directing) agar siswa bisa mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui
interaksi mereka. Kemampuan guru untuk mengatur interaksi memang bukan
pekerjaan yang mudah. Sering guru terjebak oleh kondisi yang tidak tepat
mengenai proses interaksi itu sendiri. Misalnya, interaksi hanya berlangsung
anatarsiswa yang mempunyai kemampuan berbicara saja walaupun pada kenyataannya
pemahaman siswa tentang substansi permasalahan yang dibicarakan sangat kurang
atau guru justru menanggalkan peran
sebagai pengatur interaksi itu sendiri.
3. Prinsip
Bertanya
Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunakan
strategi pembelajaran inkuiri adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan
siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian
dari proses berpikir. Oleh sebab itu, kemampuan guru untuk bertanya dalam
setiap langkah inkuiri sangat diperlukan. Berbagai jenis dan teknik bertanya
perlu dikuasai oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekeder untuk
meminta perhatian siswa, bertanya untuk melacak, bertanya untuk mengembangkan
kemampuan atau bertanya untuk menguji.
4. Prinsip
Belajar Untuk Berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan
tetapi belajar adalah proses berpikir (learning how to think), yakni proses
mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, baik otak
reptile, otak limbik, maupun otak neokortek. Pembelajarn berpikir adalah
pemanfaatan atau penggunaan otak secara maksimal. Belajar yang hanya cenderung
memanfaatkan otak kiri misalnya dengan memaksa anak untuk berpikir logis dan
rasional, akan membuat anak dalam posisi “kering dan hampa”. Oleh karena itu
berpikir logis dan rasional perlu didukung oleh pergerakan otak kanan, miasalnya
dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat mempengaruhi emosi yaitu unsure
estetika melalui proses belajar yang menyenangkan dan menggairahkan.
5. Prinsip
Keterbukaan
Belajar adalah suatu proses mencoba berbagai
kemungkinan. Segala sesuatu mungkin saja terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu
diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika
dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan
berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya.
Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa
mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang
diajukannya.
C.
Langkah
Pelaksanaan Strategi Pembelajaran Inkuiri
Secara
umum proses pembelajaran dengan menggunakan
SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Orientasi
2. Merumuskan
masalah
3. Mengajukan
hipotesis
4. Mengumpulkan
data
5. Menguji
hipotesis
6. Merumuskan
kesimpulan
Setiap
langkah dalam proses pembelajarannya dijelaskan dibawah ini :
1. Orientasi
Langkah
orientasi adalah langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
responsife. Pada langkah ini guru mengkondisikan agar siswa siap melaksanakan
proses pemebalajaran. Berbeda dengan tahapan preparation dalam strategi
pembelajaran ekspositori (SPE) sebagai langkah untuk mengkondisikan agar siswa
siap menerima pelajaran, pada langkah orientasi dalam strategi pembelajaran
inkuiri (SPI), guru merangsang dan mengajak siswa untuk brrpikir memecahkan
masalah. Langkah orientasi merupakan langkah yang sangat penting. Keberhasilan SPI sangat
tergantung pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuannya dalam
memecahkan masalah, tanpa kemauan dan kemapuan itu tak mungkin proses pembelajaran akan berjalan dengan
lancar. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam tahapan orientasi ini adalah :
§ Menjelaskan
topik, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa.
§ Menjelaskan
pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Pada tahapan ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah
mulai dari langkah merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan.
§ Menjelaskan
pentingnya topic atau kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka memberikan
motivasi belajar siswa.
2. Merumuskan Masalah
Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa
pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah
persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu.
Dikatakan teka-teki dalam rumusan masalah yang ingin dikaji disebakan masalah itu
tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk mencari jawaban yag tepat.
Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam strategi inkuiri, oleh
sebab itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman yang sangat
berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir. Dengan
demikian, teka-teki yang menjadi masalah dalam berinkuiri adalah teka-teki yang
mengandung konsep yang jelas yang harus dicari dan ditemukan. Ini penting dalam
pembelajaran inkuiri. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merumuskan
masalah diantaranya :
§ Masalah
hendaknya dirumuskan sendiri oleh siswa. Siswa akan merumuskan motivasi belajar
yang tinggi manakala dilibatkan dalam guru sebaiknya tidak merumuskan masalah
yang hendak dikaji. Dengan demikian guru sebaiknya tidak merumuskan sendiri
masalah pembelajaran, guru hanya memberikan topik yang akan dipelajari,
sedangkan bagaimana rumusan masalah yang sesuai dengan topic yang telah
ditentukan sebaiknya diserahkan kepada siswa.
§ Masalah
yang dikaji adalah masalah yang mengadung teka-teki yang yang jawabannya benar.
Artinya, guru perlu mendorong agar siswa dapat merumuskan masalah yang menurut
guru jawaban sebenarnya sudah ada, tinggal siswa mencari dan mendapatkan
jawabannya secara pasti.
§ Konsep-konsep
dalam masalah adalah konsep-konsep yang sudah diketahui terlebih dahulu oleh
siswa. Artinya, sebelum masalah itu dikaji lebih jauh melalui proses inkuiri,
guru perlu yakin terlebih dahulu bahwa siswa sudah memiliki pemahaman tentang
konsep-konsep yang ada dalam rumusan masalah. Jangan harapkan siswa dapat
melakukan tahapan inkuiri selanjutnya, manakala ia belum paham konsep-konsep
yang terkandung dalam rumusan masalah.
3. Merumuskan
Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang sedang dikaji. Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu
diuji kebenarannya. Kemampuan atau potensi individu untuk berpikir pada
dasarnya sudah dimiliki sejak individu lahir. Potensi berpikir itu dimulai dari
kemampuan setiap individu untuk menebak atau mengira-ngira (berhipotesis) dari
suatu permasalahan. Manakala individu dapat membuktikan tebakannya, maka ia
akan sampai pada posisi yang bisa mendorong untuk berpikir lebih lanjut. Oleh
sebab itu, potensi untuk mengembangkan kemampuan menebak pada setiap individu
harus dibina. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan
kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban
sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari
suatu permasalahan yang dikaji. Perkiraan sebagai hipotesis bukan sembarang
perkiraan, tetapi harus memiliki landasan berpikir yang kokoh, sehingga
hipotesis yang dimunculkan itu bersifat rasional dan logis. Kemampuan berpikir
logis itu sendiri akan sangat dipengaruhi oleh kedalaman wawasan yang dimiliki
serta keluasan pengalaman. Dengan demikian, setiap individu yang kurang
mempunyai wawasan akan sulit mengembangkan hipotesis yang rasional dan logis.
4. Mengumpulkan
Data
Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring
informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Dalam strategi
pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang sangat
penting dalam pengembangan intelektual. Proses pengumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Oleh sebab itu tugas
dan peran guru dalam tahapan ini adalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
dapat mendorong siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. Sering
terjadi kemacetan berinkuiri adalah manakala siswa tidak apresiatif terhadap
pokok permasalahan. Tidak apresiatif itu biasanya ditunjukan oleh gejala-gejala
ketidakbergairahan dalam belajar. Manakala guru menemukan gejala-gejala semcam
ini, maka guru hendaknya secara terus-menerus member dorongan kepada siswa
untuk belajar melalui penyuguhan berbagai jenis pertanyaan secara merata kepada
seluruh siswa sehingga terangsang untuk berpikir.
5. Menguji
Hipotesis
Menguji
hipotesis adalah proses menentukan jawaban yag dianggap diterima sesuai dengan
data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Yang
terpenting dalam menguji hipotesis adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas
jawaban yang diberikan. Disamping itu, menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang
diberikan bukan hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus dudukung oleh
data yang ditemukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
6. Merumuskan
Kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proes mendeskripsikan
temuan yang diperoleh betdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan
kesimpulan merupakan gong-nya dalam pembelajaran. Sering terjadi, oleh karena
banyaknya data yang diperoleh, menyebabkan kesimpulan yang dirumuskan tidak
focus terhadap masalah yag hendak dipecahkan. Karena itu, untuk mencapai
kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana
yang relevan.
D.
Strategi
Pembelajaran Inkuiri sosial
Pada
awalnya strategi pembelajaran inquiri banyak diterapkan dalam ilmu – ilmu alam
( natural science ). Namun demikian, para ahli pendidikan ilmu sosial
mengadopsi strategi inquiri yang kemudian dinamakan inquiri sosial. Hal ini
didasarkan pada asumsi pentingnya pembelajaran IPS pada masyarakat yang semakin
cepat berubah, seperti yang dikemukakan Robert A. Wilkins ( 1990 : 85 ) yang
menyatakan bahwa dalam kehidupan masyarakat yang terus – menerus mengalami
perubahan, pengajaran IPS harus menekankan kepada pengembangan berfikir.
Terjadinya ledakan pengetahuan, menurutnya, menuntut perubahan pola mengajar
dari yang hanya sekedar mengingat fakta yang biasa dilakukan melalui strategi
pembelajaran dengan metode kuliah ( lecture ) atau dari metode latihan ( drill
) dalam pola tradisional, menjadi pengembangan kemampuan berfikir kritis (
critical thinking ). Strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan
berfikir itu adalah strategi inkuiri sosial.
Menurut
Bruce Joyce, inkuiri sosial merupakan strategi pembelajaran dari kelompok
sosial ( sosial family ), sub kelompok konsep masyarakat ( concept of society
). Subkelompok ini didasarkan pada asumsi bahwa metode pendidikan bertujuan
untuk mengembangkan anggota masyarakat ideal yang dapat hidup dan dapat
mempertinggi kualitas kehidupan masyarakat. Oleh karna itulah siswa harus
diberi pengalaman yang memadai bagaimana caranya memecahkan persoalan –
persoalan yang muncul di masyarakat. Melalui pengalaman itulah setiap individu
akan dapat membangun pengetahuan yang berguna bagi diri dan masyarakatnya.
Menurut
Joyce, lebih dari satu abad istilah inkuiri mengandung makna sebagai salah satu
usaha ke arah pembaruan pendidikan. Namun demikian, istilah inkuiri sering
digunakan dalam bermacam – macam arti. Ada yang menggunakannya berhubungan
dengan strategi mengajar yang berpusat pada siswa, ada juga yang menghubungkan
istilah inkuiri dengan mengembangkan kemampuan siswa untuk menemukan dan merefleksikan
sifat – sifat kehidupan sosial, terutama untuk melatih siswa agar hidup mandiri
dalam masyarakatnya.
Selanjutnya,
ada tiga karakteristik pengembangan strategi inkuiri sosial. Pertama, adanya
aspek ( masalah ) sosial dalam kelas yang dianggap penting dan dapat mendorong
terciptanya diskusi kelas. Kedua, adanya rumusan hipotesis sebagai fokus untuk
inkuiri. Ketiga, penggunaan fakta sebagai pengujian hipotesis.
Dari
karakteristik inkuiri seperti yang telah diuraikan diatas, maka tampak inkuiri
sosial pada dasarnya tidak berbeda dengan inkuiri pada umumnya. Perbedaannya
terletak pada masalah yang dikaji adalah masalah – masalah sosial atau masalah
kehidupan masyarakat.
E.
Kesulitan – Kesulitan Implementasi Strategi
Pembelajaran Inkuiri
Strategi
pembelajaran inkuiri merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dianggap
baru khususnya diindonesia. Sebagai suatu strategi baru, dalam penerapannya
terdapat beberapa kesulitan.
-
Pertama, SPI merupakan strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses berfikir yang bersandarkan kepada
dua sayap yang sama pentingnya, yaitu proses belajar dan hasil belajar. Selama
ini guru yang sudah terbiasa dengan pola pembelajaran sebagai proses
menyampaikan informasi yang lebih menekankan kepada hasil belajar, banyak yang
merasa keberatan untuk mengubah pola mengajarnya. Bahkan ada guru yang
mengaggap SPI sebagai strategi yang tidak mungkin dapat diterapkan karena tidak
sesuai dengan budaya dan sistem pendidikan di Indonesia. Memang, untuk mengubah
suatu kebiasaan bukanlah pekerjaan mudah, apalagi sifat guru yang cenderung
Konvensional, sulit untuk menerima pembaruan – pembaruan.
-
Kedua, sejak lama tertanam dalam budaya
belajar siswa bahwa belajar pada dasarnya adalah menerima materi pelajaran dari
guru, dengan demikian bagi mereka guru adalah sumber belajar yang utama. Karena
budaya belajar semacam itu sudah terbentuk dan menjadi kebiasaan, maka akan
sulit mengubah pola belajar mereka dengan menjadikan belajar sebagai proses
berfikir. Mereka akan sulit manakala disuruh untuk bertanya. Demikian juga
dalam menjawab pertanyaan. Mereka akan mengalami kesulitan untuk menjawab
setiap pertanyaan, walaupun pertanyaan itu sangat sederhana. Biasanya siswa
memerlukan waktu yang cukup lama untuk mrumuskan jawaban dari suatu pertanyaan.
-
Ketiga, berhubungan dengan sistem
pendidikan kita yang dianggap tidak konsisten. Misalnya, sistem pendidikan
menganjurkan bahwa proses pembelajaran sebaiknya menggunakan pola pembelajaran
yang dapat mengembangkan kemampuan berfikir melalui pendekatan student active
learning atau yang kita kenal CBSA, atau melalui anjuran penggunaan kurikulum
berbasis kompetensi ( KBK ), namun dilain pihak sistem evaluasi yang masih
digunakan misalnya sistem ujian akhir nasional ( UAN ) berorientasi pada
pengembanagn akspek kognitif. Tentu saja hal ini bisa menambah kebingungan guru
sebagai pelaksana di lapangan. Guru akan mendua hati, apakah ia akan
melaksanakan pola pembelajaran dengan menggunakan inkuiri sebagai strategi
pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, atau akan mengembangkan pola
pembelajaran yang diarahkan agar siswa dapat mengerjakan atau menjawab soal –
soal hafalan.
F. Keunggulan dan Kelemahan SPI
1.
keunggulan
SPI merupakan strategi pembelajaran yang
banyak dianjurkan, karena strategi ini memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya :
a. SPI
merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran
melalui strategi ini dianggap lebih bermakna.
b. SPI
dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar
mereka.
c. SPI
merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikolog belajar
modern yang mengaggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat
adanya pengalaman.
d. Keuntungan
lain adalah strategi pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan siswa yang
memiliki kemampuan di atas rata – rata. Artinya, siswa yang memiliki kemampuan
belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2.
Kelemahan
Disamping memiliki keunggulan, SPI juga
memiliki kelemahan, diantaranya :
a. Jika
SPI digunakan sebagai strategi [embelajaran, maka akan sulit mengontrol
kegiatan dan keberhasilan siswa.
b. Strategi
ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karna terbentur dengan kebiasaan
siswa dalam belajar.
c. Kadang
– kadang dalam mengimpelentasikannya, memerlukan waktu yang panjang sehingga
guru sering sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Selama
kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran, maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi
Pembelajaran Inkuiri (SPI) adalah rangkaian kegitan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Prose situ
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering dinamakan strategi heuristic
yang berasal dari bahasa Yunani, yaitu heuriskein
yang berarti saya menemukan.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri
utama strategi pembelajaran inkuiri. Wina Sanjaya membaginya menjadi tiga ciri
utama, yakni: Srategi inkuiri menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal
untuk mencari dan menemukan, Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan
untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan,
dan tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan
kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis, atau mengembangkan
kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.
Wina Sanjaya menyatakan bahwa tujuan
utama pembelajaran menggunakan strategi inkuiri adalah menolong siswa untuk
dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin
tahu mereka.
Dalam strategi pembelajran inkuiri
terdapat terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh setiap guru.
Adapun prinsip-prinsip tersebut meliputi: prinsip berorientasi pada
pengembangan intelektual, prinsip interaksi, prinsip bertanya, prinsip belajar
untuk berpikir, prinsip keterbukaan. Secara umum proses pembelajaran dengan
menggunakan strategi pembelajaran inkuiri dapat mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut yakni: orientasi, merumuskan masalah, mengajukan hipotesis,
mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.
DAFTAR PUSTAKA
Wina, Sanjaya, 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi
Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana.
Isjoni,
dkk, 2007. Pembelajaran Visioner: Perpaduan Indonesia-Malaysia. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mata Kuliah : Pengembangan Pembelajaran PKN di SD
Dosen : Dirgantara Wicaksono
Tidak ada komentar:
Posting Komentar