Rabu, 27 Mei 2015

Hakekat Pendidikan Seni Budaya

Hakikat Pendidikan Seni Budaya selalu hadir dalam kurikulum sekolah, karena seni merupakan bagian dari kebutuhan manusia. Sebagaimana Pratt (1980: 54) mengatakan, bahwa dalam menyusun kurikulum sebaiknya melibatkan lima kebutuhan manusia (human needs), yakni “need for self-actualization, needs for meaning, social needs, aesthetic needs, and survival needs”. Pernyataan Pratt tersebut menunjukkan bahwa aesthetic needs dipandang sebagai bagian yang esensial dari kurikulum sekolah, sehingga penting dilaksanakan di sekolah-sekolah. Hakekat pendidikan seni sebagai alat pendidikan. Read (1978), mengatakan bahwa pendidikan seni berfungsi sebagai alat pendidikan, yaitu dapat menumbuhkembangkan kepribadian pebelajar secara utuh mencakup potensi fisik, mental pribadi, dan sosial anak didik secara umum seperti halnya pada mata pelajaran lain melalui program pengajaran seni. Tumbuh-kembangnya potensi tersebut diperoleh sebagai akibat dari terlatihnya pebelajar dalam kegiatan mengungkapkan pengalaman batin (estetik) secara jujur (pribadi), unik, baru, serta pengalaman pengakraban, mempersepsi, menganalis, menginterpretasi, menilai dan menghargai objek estetik atau karya seni. Perolehan hasil kegiatan berupa terkoordinasinya kepekaan gerak motorik (skill) dengan keseluruhan indera, sikap keberanian mengemukakan pendapat, kemampuan berfikir secara integral, sikap kerjasama, kesetiakawanan sosial, toleransi, penghargaan, demokratis, beradap, mampu hidup rukun dalam masyarakat dan budaya yang majemuk serta dampak-dampak yang lainnya di luar seni itu sendiri.

Dampak pengalaman seni atau fungsi pendidikan seni bagi anak didik dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1.     Seni sebagai wahana ekspresi
2.     Seni sebagai sarana pengembangan/pembinaan kreatifitas.
3.     Seni sebagai sarana pengembangan bakat anak.
4.     Seni sebagai sarana pembinaan keterampilan.
5.     Seni sabagai sarana pembentukan kepribadian.
6.     Seni sebagai sarana pembinaan implus estetik.

Hakekat pendidikan seni diberikan di sekolah umum adalah sebagai upaya untuk membina pengalaman estetik pebelajar. Pemberian pengalaman estetik dapat dimaknai lebih menekankan pada segi proses kegiatan dari pada segi hasil pemahaman seni maupun hasil karya seni. Pengalaman estetik yang menekankan pada  hasil karya seni, lebih sesuai diberikan di sekolah kejuruan seni.
Mata Kuliah : Pembelajaran Pkn SD
Dosen           : Dirgantara Wicaksono