LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
Pendidikan di
sekolah dasar merupakan lembaga yang dikelola dan diatur oleh pemerintah yang
bergerak di bidang pendidikan yang diselenggarakan secara formal yang
berlangsung selama 6 tahun dari kelas 1 sampai kelas 6 untuk anak atau
siswa-siswi di seluruh indonesia tentunya dengan maksud dan tujuan yang tidak
lain agar anak indonesia menjadi seorang individu yang telah diamanatkan atau
yang sudah dicita-citakan dalam Undang-undang Dasar 1945. Dalam pelaksanannya,
pendidikan di sekolah dasar diberikan kepada siswa dengan sejumlah materi atau
mata pelajaran yang harus dikuasainya. Mata pelajaran tersebut antara lain
seperti pendidikan agama (diberikan sesuai dengan agama dan kepercayaan siswa
masing-masing, yaitu agama islam, kristen, katolik, hindu, dan bhuda),
pendidikan kewarganegaraan, bahasa indonesia, ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, matematika, pendidikan jasmani dan olahraga, seni budaya
dan kerajinan, serta ditambah dengan mata pelajaran yang bersifat muatan lokal
pilihan yang disesuaikan dengan daerah masing-masing yaitu seperti mata
pelajaran bahasa inggris, bahasa daerah (sesuai dengan daerah masing-masing),
dan baca tulis alquran. Pemberian materi yang bersifat lokal dimaksudkan agar
budaya dan tradisi di daerah mereka (siswa) tidak terkikis oleh perkembangan
budaya asing atau budaya-budaya baru yang hadir di lingkungan siswa. Sehingga
dengan demikian, penanaman budaya lokal di setiap daerah di seluruh indonesia
tetap lestari dan terjaga keasliannya sebagai aset bangsa sebagai bangsa yang
kaya akan keberagaman budaya.
Dengan
keanekaragaman budaya yang dimiliki bangsa indonesia itulah maka latar belakang
pendidikan di sekolah dasar indonesia mengacu pada akar budaya bangsa, dimana
hal itu dapat dipertegas berdasar Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 31 ayat
3 dan ayat 5 yang akan di urai penulis pada bagian selanjutnya. Selain
mengajar, guru sekolah dasar juga sebagai pendidik yang berkewajiban untuk
selalu menanamkan kepada anak didik atau siswanya menjadi jiwa dan insan-insan
yang menjunjung budaya bangsa seperti yang tertuang pada amanat undang-undang
tersebut di atas. Alhamdulillah, Hal itu nampak jelas tertanam pada jiwa siswa
ketika siswa bertemu dengan guru di jalan dan menyapa guru tersebut sembari mencuim
tangan guru tersebut. contoh lain dari latar belakang bahwa pendidikan di
sekolah dasar mengacu pada budaya bangsa adalah pembacaan doa sebelum pelajaran
dimulai, menghormati guru sebagai orang tua kandung sendiri, gotong royong
sesama teman dalam bentuk kerja sama, dan masih banyak lagi contoh kasus lain
seperti pemberian materi pelajaran bahasa daerah, berpakaian rapi dan sopan dan
lain sebagainya.
Dari uraian tersebut di atas, maka
pendidikan di sekolah dasar sebagai pendidikan formal bagi anak generasi
penerus bangsa di kemas berdasarkan karakter dan budaya bangsa yang kemudian
ditetapkan melalui kurikulum. kemudian dari kurikulum inilah roda pendidikan
dipacu serta dijalankan.
Sejalan dengan itu, untuk menghadapi
tantangan global dimasa mendatang pemerintah telah menyiapkan dan mencetak
tunas-tunas bangsa untuk menjadi atau memiliki sumber daya manusia yang handal,
tentunya dibarengi dengan berbagai cara dan upaya yang telah banyak ditempuh
pemerintah untuk mengupayakan agar mutu dan kualitas pendidikan di sekolah
dasar di indonesia ini dapat meningkat seiring dengan perkembangan jaman, ilmu
dan teknologi. Salah satu cara yang saat ini telah dilakukan adalah dengan
upaya meningkatkan kinerja guru sebagai pendidik dan sebagai sarana sumber
belajar bagi siswa dengan memberikan bekal dan pelatihan, penambahan gaji pokok
bagi para guru yang sering kita dengar dengan "sertifikasi", dan
pemberian dana BOS untuk kelangsungan dan kelancaran kegiatan pembelajaran di
tiap-tiap sekolah.
Hal-hal
tersebut merupakan bentuk peduli pemerintah terhadap pendidikan. perlu disadari
bahwa pendidikan merupakan tulang punggung kemajuan suatu bangsa. Artinya bahwa
pendidikan menyumbang peran yang sangat signifikan dalam mencetak tunas bangsa
agar nantinya dapat menggantikan generasi yang sudah tua dengan kepribadian
yang menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila sebagai falsafat bangsa indonesia.
Pada satuan tingkat sekolah dasar,
siswa merupakan anak didik yang perlu untuk di arahkan, dikembangkan, dan
dijembatani ke arah perkembangannya yang bersifat komplek. Maka dari itu
pendidikan di sekolah dasar pada hakekatnya merupakan pendidikan yang lebih
mengarahkan dan lebih banyak memotivasi siswa untuk belajar. Hal tersebut
karena siswa sekolah dasar merupakan anak yang unik dan perlu perhatian. Latar
belakang keunikan mereka terlihat pada perubahan berbagai aspek baik sikap,
gerak, dan inteligennya sehingga mempengaruhi perkembangannya.
SEJARAH PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR
Sekilas potret
kelam sejarah pendidikan di Indonesia, dimulai pada masa penjajahan, jumlah
sekolah di Indonesia ini dapat dihitung dengan hitungan jari. Dan bahkan,
sekolah yang ada pada waktu itu hanya Sekolah Dasar saja. menurut kata Pak Guru
waktu saya masih sekolah dasar sekitar Tahun 1992, Beliau menceritakan bahwa
Sekolah pada waktu itu (masa penjajahan) adanya hanya sampai pada kelas 3.
dimana dulunya bukan bernama sekolah dasar, melainkan sekolah rakyat (SR) yang
diperuntukan bagi warga pribumi. Sekarang, Alhamdulillah sekolah-sekolah sudah
banyak berdiri bahkan dalam satu desa sudah ada 2 sampai 3 sekolah. apalagi
sekolah dasar, ditambah lagi sekolah yayasan, tinggal milih sekolah mana yang
disukai untuk sekolah. Sekarang, saatnya untuk mempertahankan dan meningkatkan
taraf kualitas dan kuantitas sekolah sendiri. agar dapat membawa manfaat bagi
generasi selanjutnya yang lebih baik.
Pemberian pendidikan secara non formal
atau formal pada anak bukan hanya dilakukan dalam pendidikan keluarga saja,
akan tetapi pemberian dan pemahaman pendidikan kepada anak yang lainnya juga
bertumpu di tingkat Sekolah Dasar. Pendidikan di sekolah dasar merupakan faktor
yang sangat penting. Mengapa demikian? Pada tingkat sekolah dasar inilah,
pondasi perkembangan kemampuan berpikir dan belajar anak berpengaruh dan
mempengaruhi pada jenjang yang selanjutnya. Artinya, perkembangan mental,
fisik, serta inteligensi anak terpusat pada usia antara 0 tahun sampai dengan
12 tahun. masa-masa tersebut merupakan masa keemasan bagi pertumbuhan anak,
baik fisik maupun psikisnya. Oleh karenanya, dimasa sekolah dasar, perlu
diupayakan kepada anak agar dapat leluasa untuk menerima pengetahuannya dengan
sebaik-sebaiknya dan sebenar-benarnya. lingkungan sekolah adalah tempat yang
sangat berpengaruh terhadap potensi perkembangan belajar anak sekolah dasar ke
ranah yang lebih baik seperti yang telah ditetapkan oleh pemerintah terhadap
tujuan pendidikan di sekolah dasar maupun di sekolah lanjutan dapat terwujud.
Setiap orang
tua pasti menginginkan dan mendambakan anak yang dapat membanggakan orang tua.
Bagaimana dengan anak kita? Anak merupakan generasi penerus bangsa. Sebagai orang
tua tentunya mengharap kelak anak dapat menjadi penopang hidup yang dapat
berguna bagi bangsa, agama, negara dan keluarga. Disini peran penting sekolah
dasar sebagai ujung tombak pencetak keberhasilan tunas-tunas bangsa yang mampu
menghadapi persoalan bangsanya di masa yang akan datang. Oleh karenanya, di
setiap satuan sekolah masing-masing di seluruh Indonesia, sedikit demi sedikit
sudah banyak mengalami perkembangan dan peningkatan baik dibidang sarana maupun
prasarana. Mari dukung program pemerintah dengan iktikad baik dengan penuh
harapan, semoga pendidikan di negeri yang kita cintai lebih baik hari demi
hari.
Pada anak usia sekolah dasar antara 7
tahun sampai dengan 12 tahun, nalar berpikir mereka cenderung ingin tahu dan
mencoba-coba. Hal ini yang mendasari, bahwa di sekolah dasar merupakan pusat
dinamika pendidikan anak yang utama. Anak sekolah dasar akan lebih peka dan
tajam dalam menyerap segala pengetahuannya. Oleh karena itu, agar tahap
perkembangan belajar anak sekolah dasar dapat berjalan dengan optimal,
diperlukan kedisiplinan pembelajaran yang berkesinambungan.
Dari kesemuanya, pengertian pendidikan
di sekolah dasar itu merupakan lembaga yang bergerak dalam bidang kependidikan
yang berupa sekolah tingkat dasar yang mata pelajarannya beragam dan harus
mampu dikuasai oleh siswa. Keberagaman ini menyebabkan siswa harus lebih fokus
dalam mengikuti proses kegiatan pembelajaran di dalam kelas. tentunya hal ini
menjadi tantangan bagi guru untuk mampu merubah paradigma lama dan membuat
paradigma baru yang dapat dan mampu diterima siswa di sekolah dan juga dapat
diterima oleh masyarakat. Sehingga siswa dan masyarakat beranggapan bahwa
sekolah bukan hanya tempat untuk belajar dan mencari ilmu saja tetapi yang
lebih penting keberadaan sekolah dapat membawa siswa nyaman, senang, dan
menyenangkan dalam belajar sehingga siswa merasa betah dan menumbuhkan motivasi
belajar siswa. Dari itu kemudian, diperlukan cara atau bagi
terbentuknya integrasi hubungan yang baik antara sesama warga sekolah seperti
yang dimaksud pada uraian di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar